STRATEGI TIONGKOK DALAM MENGHADAPI SISTEM PERTAHANAN ALIANSI AMERIKA SERIKAT - KOREA SELATAN

SEPTIA, PARAMUDITA (2018) STRATEGI TIONGKOK DALAM MENGHADAPI SISTEM PERTAHANAN ALIANSI AMERIKA SERIKAT - KOREA SELATAN. Skripsi thesis, Universitas Wahid Hasyim Semarang.

Preview	Text File 1 COVER.pdf Download (750kB) | Preview
Preview	Text File 2 BAB I.pdf Download (428kB) | Preview
	Text File 3 BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (494kB)
	Text File 4 BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (449kB)
	Text File 5 BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (166kB)
Preview	Text File 6 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (415kB) | Preview

Abstract

Kebijakan yang diambil suatu negara untuk meningkatkan keamanannya sendiri seperti peningkatan kekuatan militer atau beraliansi dengan negara lain selalu menimbulkan kekhawatiran dan ancaman bagi satu negara. Situasi yang sedemikian rupa dalam sistem internasional yang anarkis dikenal dengan nama security dilemma. Penempatan sistem pertahanan anti misil THAAD di Korea Selatan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat tahun 2016, memicu ketidakstabilan di kawasan Asia Timur. Awalnya hubungan antara Tiongkok dan Korea Selatan terbilang kuat dengan menjalin kerja sama di berbagai bidang. Tiongkok sebagai negara great power dan negara tetangga bagi Korea Selatan menunjukan ketidaksetujuannya terhadap penempatan THAAD di Semenanjung Korea. Hal tersebut terjadi karena Tiongkok menganggap penempatan THAAD ditunjukan untuk kedaulatan Tiongkok, yang mampu melemahkan keamanan nasional dengan kemampuan radar yang terdapat pada THAAD dan dibalik penempatannya ada dukungan Amerika Serikat. Disamping itu terdapat sikap para nasionalis Tiongkok dan pemimpin Xi Jinping yang sedang berkuasa dalam pemerintahan saat ini sebagai pemicu faktor domestik. Dalam hal ini, Tiongkok mengambil strategi defensif melalui pemberian sanksi ekonomi pada Korea Selatan dan memperkuat kerja sama dengan Rusia.

Actions (login required)

View Item