MASRUKIN, MASRUKIN (2023) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SPIRITUAL BERBASIS SURAT AL MUZZAMMIL AYAT 1-10 MENURUT K. H. ABDULLAH SAID DI PONDOK PESANTREN AL BURHAN HIDAYATULLAH SEMARANG. Skripsi thesis, Universitas Wahid Hasyim.
Text
19200011039_PASCA SARJANA PAI.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
Kata Kunci: Pendidikan Spiritual Islam, Abdullah Said, Pondok Pesantren K.H Abdullah Said adalah salah satu tokoh pembaharu pendidikan islam di Indonesia. Beliau adalah perintis dan pendiri awal Pondok Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Selanjutnya beliau mengirimkan para santrinya untuk berdakwah ke berbagai propinsi di Indonesia terutama di bagian Timur yang umumnya minoritas muslim. Setelah para santri di gembleng sedemikian rupa sehingga siap diterjunkan untuk mengemban tugas mulia ini. Para petugas di tempat baru mendirikan cabang Hidayatullah dalam skala dan nama yang berbeda. Salah satunya adalah pondok pesantren Al Burhan Hidayatullah Semarang. Karena salah satu cabang, maka model untuk mendidik santrinya adalah sama dengan induk pesantren pusatnya. Diantaranya menggunakan konsep pendidikan spiritual berbasis surat al Muzzammil ayat 1-10 yang merupakan salah satu pendapat dan konsep dari pendiri pesantren Hidayatullah pusat Balikpapan tersebut. Penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif, lapangan dan deskriptif. Metode pengambilan datanya dengan menggunakan metode observasi, interview dan dokumentasi. Fokus penelitian dalam tulisan ini meliputi; bentuk pendidikan spiritual berbasis surat Al Muzzammil ayat 1-10 menurut K.H. Abdullah Said dan aplikasinya di pondok pesantren Al Burhan Hidayatullah Semarang. Sedangkan yang dijadikan informan penelitian adalah pengurus, pengawas, pembina, dewan guru, pengasuh asrama dan para santri pondok pesantren al Burhan Hidayatullah Semarang. Hasil dari implementasi bentuk pendidikan spiritual berbasis surat Al Muzzammil ayat 1-10 menurut K.H. Abdullah Said di pesantren Al Burhan Hidayatullah Semarang yaitu santri membiasakan enam amalan rutin yang diawasi oleh pengasuh pondok pesantren. Enam amalan tersebut meliputi; sholat tahajjud, tartil Al Quran, berdzikir, tawakal, sabar dan hijrah. Dengan metode halaqoh, setiap 10 sampai 15 santri di bimbing oleh satu pengasuh dalam mempraktekkan enam amalan spiritual tersebut. Keteladanan menjadi faktor utama bagi kiai, guru atau pengasuh asrama dalam memberikan pendidikan Islam bagi santri atau muridnya, apalagi mengamalkan sebuah amalan yang bisa meningkatkan spiritual seorang santri. Kesabaran dan keteladanan seorang guru dan pengasuh sangat penting dan menentukan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion |
Divisions: | Pascasarjana > Pendidikan Agama Islam (S2) |
Depositing User: | eprints perpustakaan unwahas |
Date Deposited: | 08 Jun 2023 05:17 |
Last Modified: | 08 Jun 2023 05:17 |
URI: | http://eprints.unwahas.ac.id/id/eprint/3378 |
Actions (login required)
View Item |